Senin, 15 Oktober 2012

Simpurusiang, Raja ke-3 Kerajaan Luwu

Oleh Wirawan Azis
Disadur dari buku sejarah luwu karya Sarita Pawiloy

Generasi kekinian mengenal Simpurusiang sebagai nama jalan, nama aula, nama gedung, dan nama-nama bangunan lainnya. Siapa sebenarnya Simpurusiang itu? Itu lah pertanyaan yang sering muncul dari benak generasi kini.

Dalam sejarah Luwu, nama Simpurusiang memang patut tercatat. Dia tercatat sebagai Raja ke-3 kerajaan Luwu, setelah Batara Guru dan Batara Lattu. Walau disebut sebagai raja ketiga, namun justru awal masa kepemimpinan Simpurusiang lah yang dijadikan tahun awal kelahiran Luwu, yakni Tahun 1268.

Jarak waktu masa kepemimpinan Batara Lattu dan Simpurusiang, memang tebilang lama. Dalam catatan sejarah yang ada, di antara masa kepemimpinan ini terjadi masa kekosongan kepemimpinan. Berapa lama masa kekosongan itu, tak ada yang dapat memastikan. Catatan sejarah yang ada, hanya menyebut masa kekosongan itu selama tujuh pariamang.

Itu lah sebabnya, sehingga awal masa kepemimpinan Simpurusiang lah yang dijadikan awal kelahiran Luwu. Siapa sebenarnya Simpurusiang?

Dari catatan Lontara yang ada disebutkan tentang Simpurusiang ini;
manurungnge ri pettung
riaseng simpurusiang
tompoE ri busa empong
riaseng patiangjala
iyana siala, najaji anakaji

Terjemahan bebasnya, kurang lebih;
yang muncul di bambu
dinamakan simpurusiang
yang muncul di busa air
dinamakan patiangjala
mereka kawin, lantas lahir lah anakaji

Dari lontara tersebut di atas, hampir dipastikan bahwa Simpurusiang itu adalah seorang wanita. Sebab Patiangjala sendiri, merupakan pemimpin suku laut bajo.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar